PATHOK

 

Gambar dari google

“Kalau memang berani, coba kamu ambil pathok kuburan! Bawa ke sini malam ini juga.” Paijo menantang Arman.

“Betul.. betull.. Berani nggak kamu?” teman-temannya menimpali. Arman hanya meringis. Bocah-bocah ini harus diberi pelajaran, pikirnya. Sedari tadi mereka hanya memperolok dan meremehkannya. Paijo yang memulainya. Berawal dari kecemburuannya karena Tutik gadis pujaannya menolak cintanya dan nampak sangat dekat dengan Arman.

Arman, yang bertubuh ramping tinggi dengan hidung mancung,rambut ikal dan kulit hitam manis itu memang digilai para gadis. Tapi pemuda itu sendiri belum memutuskan akan memilih siapa. Ia hanya baik pada semua orang.

“Apa taruhannya kalau saya berani?” Arman balik menantang.

“Nih, sebungkus rokok enak. Selain itu aku nggak akan mengganggu kalau kamu memang pacaran dengan Tutik.” Paijo berjanji sambal memamerkan rokok apik yang harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong Arman.

Arman tersenyum penuh arti sembari beranjak meninggalkan teman-temannya. Dibawanya langkahnya ke sebuah tempat yang gelap dan sunyi. Tempat yang dihindari hampir setiap orang. Terutama pada malam hari. Kuburan.

Ia hanya seorang diri di tempat itu. Tanpa rasa takut sedikit pun dicabutnya salah satu kayu patok penanda orang mati itu dengan tangannya yang kokoh.

Angin berdesir. Beberapa kuntum bunga kamboja gugur di atas tanah kuburan. Bau harum semerbak menguar berpadu dengan aroma dedauan yang segar. Suara gesekan daun-daun bambu dan derak batang-batangnya mengiringi nyanyian binatang-binatang malam. Seolah menyanyikan lagu bagi jiwa-jiwa yang terbaring di tempat sunyi itu. Tenang, namun dapat membuat bulu kuduk siapa pun meremang.

Arman tak peduli. Ditinggalkannya kuburan itu dengan langkah tegap dan pasti. Dibawanya patok kuburan itu di hadapan teman-temannya yang masih asyik mengobrol dan memainkan gitar. Sontak, semua orang di tempat itu terbelalak kaget, bahkan ada beberapa yang berteriak ketika Arman melemparkan pathok itu ke tanah. Di bawah cahaya lampu, nampak wajah-wajah mereka yang mendadak pucat.

CAH EDAN*! “ Maki salah satu dari mereka.

“CEPAT KEMBALIKAN!” Dalam ketakutannya Sura memerintah.

“Nih, rokokmu. Aku akan menepati janjiku. Sekarang tolong kembalikan patok itu ya..” Mohon Paijo sembari menyodorkan sebungkus rokok apik pada pemuda edan itu dengan tangannya yang gemetar. Arman tertawa kecil.

“Tadi nantang-nantang sekarang memohon untuk kembalikan..? Kalau berani, kembalikan sendiri” Ejeknya. Wajahnya nakal sekali.

Iyoo.. sepurane yoo.. Amit tenan. Aku nggak akan mengganggumu lagi.” Paijo memelas. Nyalinya ciut. Tapi Arman tak terpengaruh. Ia tak percaya orang mati akan meminta kembali barang yang sudah diambilnya itu. Ia tinggalkan teman-temannya yang masih syok dan kebingungan.

Mereka semua menyalahkan Paijo atas peristiwa itu. Mereka takut jika hantu pemilik pathok itu datang meminta kembali pathok miliknya, tak seorang pun berani mengembalikan pathok itu. Siapa yang sudi pergi ke kuburan malam-malam begini membawa pathok orang mati? Pikir mereka. Hanya orang gila yang mau melakukannya. Sayangnya, orang gila itu ada di antara mereka, dan sekarang membiarkan mereka dihantui rasa takut.

 Mereka cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Pulang ke rumah masing-masing. Namun tak ada yang mau berpencar seorang diri. Mereka berjalan cepat sambil bergerombol.

Paijo, Sura, Amin, Nanang dan Anton memutuskan untuk pulang juga. Rumah mereka searah. Mereka berjalan cepat tanpa banyak bicara. Menghindari jalan pintas yang biasa mereka lalui. Jalan itu melewati kali, pohon-pohon dan rumpun bambu besar yang konon angker. Mereka memilih jalan yang lebih lapang dan terang meski artinya lebih jauh. Merasa lebih aman melewati jalan utama yang cukup lebar dengan sawah yang terbentang di kanan-kirinya.

Rumah mereka hampir dekat. Di bawah sinar bulan nampaklah wajah-wajah mereka mulai mengendur  lega. Amin dan Nanang yang terkenal lucu di antara mereka mulai melemparkan gurauan-gurauan kecil. Langkah mereka pun mulai santai. Akan tetapi, tiba-tiba bau busuk menyeruak menusuk hidung. Hidung mereka mengendus-endus mencari sumber bau.

Deg.

Amin mengucek matanya. Sesuatu berdiri terbungkus kain putih menghadang mereka di tengah jalan. Menyeringai. Spontan ia berteriak : “ PERMEN SUGUS, CAAHH!!!

Amin menoleh  ke sebelahnya. Paijo benar-benar ketakutan. Dia berdiri terpaku. Pucat. Tercium bau pesing dari selangkangannya yang basah. Paijo mengompol saking takutnya. Mereka semua ketakutan. Tanpa pikir panjang mereka semua berlari. Menghindari pocong di tengah jalan dengan berbelok melewati sawah yang kering sehabis dipanen.

Celakanya pocong itu sepertinya tak hendak melepaskan buruannya begitu saja. Dengan segera seperti melayang menyusul mereka yang berlari terengah-engah.

BALEKKE PATHOKKU!!” Suara makhluk putih itu seperti dari jurang yang dalam.

“Dia mengikuti kita, Cah!” Seru Anton pada teman-temannya. Tanpa pikir Panjang Anton segera melepas satu persatu pakaian yang menutupi tubuhnya sambil berlari. Teman-temannya pun melakukan hal yang sama. Dengan telanjang bulat mereka berlari sekuat tenaga.

Aneh, entah karena malu atau risih melihat lima pemuda tanpa busana itu. Pocong itupun memudar. Hilang. Mereka berlima berbelok ke rumah Anton yang paling dekat jaraknya.

“MAKK!! MAAKK..MAAKK..!! BUKA PINTU..! CEPAATT!! “ Seorang ibu berusia lebih dari setengah baya ,berperawakan kecil pendek, tergopoh-gopoh membuka pintu. Baru saja ia membuka mulut hendak mengomel. Nampak di depan matanya pemuda-pemuda telanjang bulat itu. Wajah keriputnya Nampak terkejut tapi maklum. Ia segera ke dapur memberi mereka minum. 

Tak seorang pun memulai bicara. Nafas mereka serasa hampir putus. Ibu Anton mengambilkan beberapa pasang pakaian milik Anton untuk mereka pakai. Malam itu mereka akan menginap di rumah Anton. Dan sepertinya mereka  sudah mendapat pelajaran. Mereka bahkan tak berani beranjak ke tempat tidur dan memejamkan mata. Pagi terasa begitu lama.

 

Cileungsi, 10 November 2020

Anastasia lovicha

 

Kamus mini:

Pathok: patok/nisan kuburan terbuat balok atau papan kayu.

Cah: kependekan untuk bocah. Panggilan santai untuk teman-teman. Seperti ,Bro..

Edan: gila/tidak waras.

Sepurane : mohon maaf

Amit : mohon maaf

Tenan : sungguh 

 

Kisah ini terinspirasi dari 2 kisah nyata yang berbeda dengan penambahan dan pengurangan seperlunya. Para pelaku kejadian juga masih ada di dunia ini. Nama pelaku disamarkan.

 

 

Seri horror ini adalah kolaborasi dengan teman-teman blogger lainnya. Silahkan baca kisah-kisah menarik lainnya di link berikut ini :



01. Ria http://omahria.blogspot.com/2020/11/tabir-nuraini.html



02. Evi https://biruisbluish.blogspot.com/2020/11/sampaikan-salam-sayangku-i.html



03. Iim
https://iimhappypills.blogspot.com/2020/11/misteri-aroma-melati.html


04. Widhi
https://ecchan.wordpress.com/2020/11/10/horror-mencoba-eksis/


05. Idah Ernawati
https://terpakukilaukata.blogspot.com/2020/11/kembar.html?m=1


06. Anastasia
https://anastasialovich.blogspot.com/2020/11/pathok.html?m=1


07. Dea
https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/11/jangan-bermain-denganku.html?m=1

8. Imelda
https://imelcraftdiary.blogspot.com/2020/11/cerita-horor-anak-kost.html?m=1

9. Delia
https://deliaswitlof.blogspot.com/2020/11/rumah-no-1.html?m=1

10. Ira Barus
https://menjile.blogspot.com/2020/11/gazebo-bambu-tua.html?m=1

11. Mariana
https://cemplungable.blogspot.com/2020/10/penghuni-yang-tak-diundang.html

12. Fatim
https://berbagiidealafatim.blogspot.com/2020/11/rumah-kosong.html
 

 

Terima kasih sudah berkunjung.

Post a Comment

24 Comments

  1. Aku suka nih, horor tapi lucu 😁. Keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha..Thank you Mbak Delia. Lebih lucu lagi karena itu cerita nyata.. XD

      Delete
  2. Horor ala suroboyo-an ya Anastasia? Berasa gmn gtu pas "Deg" nya, disini ikut2an "deg" 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. Jawa Lampung, Mbak.. Pas nengok nggak ada apapun kan? XD

      Delete
  3. Pocongnya malu liat pd ga pake baju. Wkwkwkwka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mitos kayak gitu masih banyak yang percayai di kampungku, Mbak Dea.. XD Orang beneran akan melakukan itu kalau kepepet XD

      Delete
  4. Makanya.. ojok macem2 talah.. nggelek perkoro kok 😂😂

    ReplyDelete
  5. Seru2nya tegang malah ngakak kena permen sugus 🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneran itu ceritanya kayak gitu, Mbak. Hahaha..

      Delete
  6. ahahahhahahahahhahaha ... ini namanya serem-serem seger. Sukaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. sudah tegang-tegang terus dihempaskan ya Mbak.. Terima kasih Mbak Idah

      Delete
  7. Sebagai orang Jawa, aku malah ketawa baca ini Mbak. Guyonan Jawa banget. Tetapi kalau mengalaminya, kayaknya nggak akan ketawa lagi >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. iya, kisah ndableg-ndablegnya pemuda Jawa seringnya memang kayak gini.. Kebayang, mereka aja sampai telanjang bulat :D

      Delete
  8. seram dan lucu jadi satu.. :) , tapi memang gitu yah? mr.sugus nya ilang kalau telanjang??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. sebagian orang masih memercayai itu Mbak.. Aneh ya.. XD

      Delete
  9. Awal baca udah pasang ekspresi mencekam tegang.... oowalah.. jadi lucu 😂

    ReplyDelete
  10. Dapat tips baru. Kalau ketemu pocong telanjang aja ha ha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. jangan dipraktekin Mbak.. takut pocongnya malah naksir Hahaha..

      Delete